Review The Secret


Review Film “The Secret”

The Secret adalah film yang dokumenter yang mengedepankan hukum ketertarikan atau Law of Attraction. Yaitu dimana jika kamu menginginkan sesuatu maka pikirkanlah, dan kamu akan mendapatkannya. Namun bagaimana caranya ?
The Secret ini membuat kita berpikir apa saja benda yang kita inginkan. Tentu banyak, bukan ? dengan menonton film ini anda dapat cara mendapatkan benda yang kita inginkan dengan sudut pandang lain dibandingkan sudut pandang rasional yang biasanya kita pakai.
Contoh, ketika seseorang pengangguran yang hidupnya pas-pas an tapi menginginkan mobil sport mewah. Tentu kita pikir itu suatu hal yang mustahil bukan ? Tapi dengan sudut pandang yang diperlihatkan dalam film ini itu merupakan hal yang memungkinkan. Dimana dengan film ini orang itu jadi mempunyai mindset seperti, “Aku akan membeli mobil itu” bukan seperti “Aku ingin mempunyai mobil itu, namun aku akan mempunyai hutang ratusan juta nantinya”
Menurut saya pribadi, film ini mengajarkan kita untuk mempunyai mindset berbeda, bukan mindset irrasional yang biasanya kita gunakan. Yaitu dengan hanya berpikir untuk menginginkan suatu hal maka kita akan mendapatkannya. Itu hal yang logis menurut saya, dengan memikirkannya maka tentu kita akan berusaha untuk mendapatkan benda tersebut, dengan cara yang halal dan legal tentunya.
Tapi menurut saya, banyak pula hal yang tidak bisa kita miliki dengan hukum ketertarikan. Karena dunia tidak bekerja semudah itu. Akal sehat dan pikiran yang kita miliki mengajarkan kita untuk berpikir secara logis dan rasional, yaitu jika kita menginginkan sesuatu kita harus bekerja keras dan pula sebelum melakukan suatu hal kita harus memikirkan akibat dan konsekuensi dari tindakan kita tersebut.
After all, this film still makes sense. Karena mengajarkan manusia untuk lebih memikirkan hal positif ketimbang berpikir aman dan mempunyai hidup yang datar-datar saja. Namun tetap ada beberapa hal yang harus dipikirkan terlebih dahulu.

Tiffoni Ceisar
17611901
2sa01

Bucket Lists


Bucket lists
1. To travel around the world.
2. To have a big luxurious houses.
3. To have a sport car.
4. Become an Indonesian Ambassador in Foreign country.
5. To have my own private jet.
6. Have my own cereal store.
7. Going to San Siro.
8. Become the owner of AC Milan Football Club.
9. Having Ducati.
10. To have a large swimming pool.
11. To have my own movie theater at my house.
12. Buying Private Island.
13. Travel around Indonesia.
14. To have panda as a pet.
15. To visit the Bermuda triangle.
16. To see Black hole.
17. To have my own submarine.
18. To have my own Yacht.
19. To eat every signature dish from every country around the world.
20. To taste every chocolate from different countries.
21. To build my own chocolate factory.
23. To build my own family company.
24. To buy a jet ski.
25. To visit Nepal.
26. To visit Greece and its architecture.
27. To speak many languages.
28. To have my own amusement park.
29. To have my own game room.
30. To build my own charity foundation.
31. To build my own mosque.
32. To build my own free school.
33. To buy a big house for my family.
34. To have my own ranch.
35. To have my own restaurant.
36. To be able to surf.
37. To have six pack body.
38. To be able Mastering martial arts.
39. To have my own helicopter.
40. To have my own tennis court.
41. To have my own candy shop.
42. To visit the moon.
43. To do bungee jumping.
44. To do sky diving.
45. Ride in a hot air balloon.
46. Visit the Niagara Falls.
47. Visit the Eiffel tower.
48. See Great Barrier Reef.
49. See new year’s eve at times square (New York)
50. Visit the Machu Picchu, Peru.
51. Visit the Himalaya.
52. Visit the pyramid.
53. See the world cup final at the stadium at the front row.
54. Become a secret agent.
55. Buy a lake house.
56. Visit Bonn, Germany.
57. Visit the carribean island.
58. Visit Alpen, Switzerland.
59. Learn to bartend.
60. Get into people’s magazine
61. Have my own clothing store.
62. Own a star and give the star a name (my name)
63. Having a limousine.
64. Build a beautiful big garden.
65. Buy Disney Land.
66. Have a time machine.
67. Making a new family recipe.
68. Become a chef.
69. Own a talk show.
70. Become a scientist.
71. Working on CIA.
72. Working on FBI.
73. Find a cure for cancer.
74. Having my own brand.
75. having every coolest game consoles.
76. Making my own social network.
77.Become a famous person.
78. Remembered by millions of people.
79. Change the world into a better place.
80. Being Legend.
81. Being a magician.
82. being able to ride an airplane.
83. being able to hold a shoot.
84. Having a certificate to shoot a gun.
85. Gain some weight.
86. Good at playing classical music instrument.
87.Capable to communicate with animals.
88. Become a role model for the youth in Indonesia.
89. Become a detective.
90. Working at the UN.
91. See the world in peace
92. Seeing a dinosaur.
93. Have a game with me as a main character.
94. See some mysterious creature around the world.
95.Being able to draw anything good.
96. Having one of a popular place.
97. Have my own mall.
98. Have my own family cemetery.
99. Die in peace.
100. Go to heaven.


A.      Travel Around the World

I want to go travel around the world because I want to see every landmark in every country in the world. For me, being able to see many culture is one thing that I have to do before I die.

B.      Going to San Siro
I am a big fan from an Italian Football Club, AC Milan. And their home stadium is San Siro. I want to feel the atmosphere in San Siro with another AC Milan’s fans. It will be one of my wildest dream.  And I’m going to make it happens by starting to save some of my money.
C.      To eat every signature dish from every country around the world.
Eating is one of my hobby, and being able to eat every dish from around the world will be my greatest pleasure.



D.      To Build My Own Charity Foundation
Helping others is one of my passion, I get a feeling of satisfied and happy by seeing people’s smile. So I really want to have my own foundation to give a better life to poor people.

E.       Skydiving
I often see skydiving in tv and I really want to try it. I want to feel the feeling when you jump from the plane and see people from high distance. 

Tiffoni Ceisar
17611901
2sa01

Makalah Peluang Usaha


Bab I
Pendahuluan

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME karena hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya lah saya mampu untuk menulis makalah ini dalam rangka untuk menyelesaikan tugas saya dan juga sembari mengenalkan kepada pembaca sekalian mengenai peluang usaha.
Kalian pasti familiar dengan kata-kata peluang usaha. Namun apakah anda tahu apa pengertian sebenarnya dari peluang usaha ? atau darimana saja peluang-peluang usaha bisa didapat ?
Banyak sekali sumber darimana peluang usaha bisa didapat. Namun, sebelum kita melakukan usaha, kita harus mampu mengidentifikasi apa itu peluang usaha, dan sikap sikap yang perlu kita miliki ketika melakukan peluang usaha.




















Bab II
Isi

A.      Pengertian Peluang Usaha
Peluang usaha adalah dimana saat seseorang mendapatkan suatu momentum dan kesempatan untuk menciptakan suatu inovasi yang berbeda, atau untuk menuangkan visi-visi yang ia miliki dengan memaksimalkan segala aspek yang diperhitungkan dalam rangka meraih keuntungan.
B.      Sumber Peluang Usaha

·         Televisi
·         Majalah
·         Koran
·         Radio
·         Berkeliling ke lingkungan yang sekiranya strategis

C.      Cara Mengidentifikasi Peluang Usaha

Resep Dr.D.J Schwartz tentang cara mengidentifikasi peluang usaha.
·         Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan.
·         Janganlah tradisi lingkungan yang statis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan
·         Setiap hari bertanyalah kepada diri sendiri,”Bagaimana saya dapat melakukan usaha lebih baik”.
·         Bertanya dan mendengarkan , maka seorang wirausaha akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat.
·         Perluas pikiran anda, bersemangat,dan bergaulah dengan orang orang yang bisa membuat anda mendapat gagasan peluang usaha

Secara rebih rinci, pengidentifikasi peluang usaha meliputi sebagai berikut :
·         Waktu peluncuran produk yang tepat.
·         Desain produk sesuai kebutuhan pembeli.
·         Strategi produk yang tepat.
·         Mampu mengidentifikasikan u saha yang dijalankan.
·         Optimis dan citra positif dalam usaha.
·         SDM yang cukup baik.
·         Sumber dana yang cukup.
·         Manajemen produksi yang baik.
·         Pemasaran produk yang tepat.
·         Pengalaman pengelolaan usaha.

D.      Sikap yang Harus Dimilik dalam Membangun Usaha

Sikap yang harus dimiliki dalam membuka usaha sebagai berikut :
o   Pandai melihat peluang usaha
o   Berani mencoba memanfaatkan  peluang
o   Mau bekerja keras
o   Ulet dan optimis
o   Apabila belum mampu sendirian bisa bekerja sama
o   Jangan cepat merasa puas  atas keberhasilan
o   Jangan cepat putus asa bila jatuh, berusaha bangun
o   Memiliki semboyan usaha kecil harus berhasil walau dibayar dengan susah payah
o   Untuk memilih produk jasa yang dipasarkan sebaiknya memperhatikan factor-faktor antara lain :
o   Kebutuhan konsumen
o   Daya beli masyarakat
o   Selera konsumen
o   Jumlah konsumen
o   Persaingan         
Bab III
Penutup

Peluang usaha adalah dimana saat seseorang mendapatkan suatu momentum dan kesempatan untuk menciptakan suatu inovasi yang berbeda, atau untuk menuangkan visi-visi yang ia miliki dengan memaksimalkan segala aspek yang diperhitungkan dalam rangka meraih keuntungan.
Sumber-sumber peluang usaha bisa didapat dari berbagai macam sumber, terutama media massa. Namun, sebelum kita melakukan usaha kita terlebih dahulu harus mengidentifikasi peluang usaha. Sikap-sikap yang harus dimiliki saat melihat melihat peluang usaha pun perlu kita tiru.
               














Daftar Pustaka
Materikewirausahaan.blogspot.com

Tiffoni Ceisar
17611901
2sa01

Makalah Kewirausahaan


Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Pertama tama mari kita ucapkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang karena rahmat dan hidayahnya lah saya mendapatkan kesempatan untuk menulis makalah tentang “Kewirausahaan” ini. Pada kesempatan ini saya ingin mencoba untuk mengenalkan kewirausahaan lebih jelas.
Mungkin sebagian besar dari kita sudah pernah mendengar apa itu kewirausahaan. Namun apakah anda benar-benar mengerti apa kewirausahaan itu ? Atau mengapa banyak orang yang berminat menjadi wira usahawan ?
Di makalah ini saya akan mencoba membawa kewirausahaan lebih dekat dengan anda.
Rumusan masalah
·         Apa itu kewirausahaan ?
·         Apa ciri-ciri seorang wira usaha ?
·         Apa sifat-sifat seorang wira usaha ?
·         Apa saja proses kewirausahaan ?
·         Kompetensi apa saja yang harus dimiliki wirausahawan ?












A.      Pengertian kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni :
 1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
 2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
 3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
 4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Dari beberapa konsep yang ada pada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) yaitu :
 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
B.      Ciri-ciri wirausaha
·         Percaya diri
·         Berorientasikan tugas dan hasil
·         Berani mengambil risiko
·         Kepemimpinan
·         Keorisinilan
·         Berorientasi ke masa depan
·         Jujur dan tekun

C.      Sifat-sifat wirausaha

·         Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
·         Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
·         Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·         Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·         Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·         Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
·         Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.








D.      Proses kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
·         Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
·         Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
·         Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
·         Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

E.       Kompetensi Wirausahawan

·         Kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
·         Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
·         Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
·         Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.
·         Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
·         Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
·         Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
·         Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
·         Satisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
·         Knowing How to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
·         Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)













Bab III
Penutup

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan dan membawa visi dalam kehidupan. Oleh karena itu, seseorang tidak dengan mudah menjadi seorang wirausahawan hanya dengan memiliki usaha sendiri. Wirausahawan harus memiliki sifat-sifat yang diperlukan dalam kewirausahaan. Wirausahawan pun memiliki ciri-ciri tersendiri. Setiap wirausahan harus melewati 4 tahap dalam kewirausahaan, yakni tahap memulai usaha, melaksanakan usaha, mempertahankan usaha, dan mengembangkan usaha. Seorang wirausahawan yang baik pun bisa disebut seorang visioner, yang memberikan visi dan inovasi terbaru.












Daftar Pustaka
adesyams.blogspot.com
http://teddywirawan.wordpress.com/2009/08/04/pengertian-kewirausahaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan

Tiffoni Ceisar\
17611901
2sa01

Kerukunan Umat Beragama (SoftSkill)


Kerukunan Umat Beragama
Makalah Ilmu Sosial Dasar




Tiffoni Ceisar
2SA01
17611901





Bab  I
Pendahuluan

A.      Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, negara kita tercinta Republik Indonesia ini memliki berbagai macam suku bangsa dan adat istiadat dengan segala keberagamannya. Republik Indonesia juga terdiri dari bermacam-macam agama. Namun hanya 5 agama di Indonesia yang diakui pemerintah, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Republik Indonesia mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika yang bermakna berbeda-beda tapi satu jua. Namun dalam penerapannya dalam kehidupan nyata, masih banyak kalangan yang tidak menghargai kerukunan antar umat beragama sehingga menodai persatuan yang seharusnya dimiliki bangsa ini.
B.      Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini, saya selaku penulis bermaksud untuk membantu masyarakat untuk setidaknya lebih memahami arti kerukunan antar umat beragama melalui sudut pandang ahli atau tokoh agama dan menurut agama saya sendiri. Semoga para pelaku yang merusak kerukunan umat beragama sadar bahwa hal-hal seperti itu yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa ini dan bahwa manusia membutuhkan satu sama lain dah seharusnya saling menghormati agama yang dipeluk.
C.      Rumusan Masalah

1.      Apa pentingnya kerukunan umat beragama ?
2.      Apa yang diperlukan dalam menjaga kerukunan umat beragama ?






Bab  II
Pembahasan

A.      Kerukunan Agama Menurut Para Ahli

Menurut Prof. Dr. Nur Syam, Msi selaku Guru Besar Sosiologi dan Rektor IAIN Sunan Ampel salah satu di antara yang sangat mendasar bagi Kementerian Agama dalam tugas pokok dan fungsinya adalah membangun kerukunan umat beragama. Hal ini dianggap penting sebab tanpa kerukunan umat beragama maka tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan Indonesia yang kita cintai ini.
Membangun kerukunan umat beragama adalah bagian dari tugas kemanusiaan. Artinya bahwa membangun kerukunan umat beragama hakikatnya adalah membangun kemanusiaan itu sendiri. Sejarah dunia ini terlalu kelam dengan berbagai konflik bernuansa keagamaan. Memang bukan konflik agama akan tetapi agama selalu menjadi variabel penguat terjadinya kekerasan demi kekerasan yang diatasnamakan agama.
Itulah sebabnya kita semua harus mengapresiasi terhadap semua gerakan untuk mengembangkan kerukunan umat beragama.
Sejarah agama-agama juga tidak selalu menunjukkan wajahnya yang cemerlang, terutama pasca Kenabian. Semua agama memiliki sejarahnya yang bertaburan dengan konflik. Artinya bahwa sejarah agama juga selalu terkait dengan kekerasan, peperangan dan sebagainya. Semua ini tentu menggambarkan betapa pemeluk agama sering menafsirkan agama sesuai dengan levelnya masing-masing. Itulah sebabnya hingga hari ini juga masih dijumpai tindakan terorisme dan kekerasan lainnya yang mengatasnamakan agama.
Agama tentu memiliki wajah yang ambigu. Meskipun pesan dasarnya adalah keselamatan dan perdamaian, akan tetapi juga memberikan peluang untuk melakukan perang jika situasi memang mengharuskannya. Dalam banyak perang yang dilakukan disebabkan oleh pencederaan terhadap kesepakatan dan pengingkaran terhadap perjanjian. Ketika umat Islam berada di dalam situasi mengharuskan perang, maka alternatif itu tentu yang dipilih.
Wajah ambigu agama dalam relasi sosial inilah yang kemudian dimanfaatkan orang untuk menjadi justifikasi atas kekerasan yang dilakukannya. Namun demikian, bahwa pesan perdamaian tentu jauh lebih indah dan benar. Ketika Nabi Muhammad saw harus berperang untuk mempertahankan diri dan umat Islam, maka yang dipesankan adalah jangan lakukan kekejaman, jangan bunuh orang tua, perempuan, orang tidak berdaya, jangan bakar rumah ibadah, lembaga pendidikan dan jangan rusak kebun, tanaman dan sebagainya.
Artinya, bahwa moralitas agama itu dipertahankan sedemikian rupa. Itulah sebabnya Islam dinamakan sebagai agama yang menyelamatkan sebab memang ajaran keselamatan tersebut dijaga sangat kuat. Praktik kehidupan Nabi Muhammad saw menggambarkan tentang hal tersebut.
Jika pemeluk agama menghayati tentang betapa Islam menghargai perdamaian, maka saya yakin bahwa kekerasan atas nama agama tentu tidak akan ada di dunia ini. Hanya saja problemnya adalah masih ada sebagian kecil masyarakat yang menafsirkan ajaran agama dengan kekerasan.

B.      Kerukunan Agama Menurut Pribadi dan Agama yang Dianut
Menurut saya pribadi, kerukunan antar umat beragama di Indonesia perlu lebih dibenahi. Terkadang bukan hanya antar umat beragama melainkan berasal dari satu agama sendiri namun berbeda aliran. Masih ada beberapa lapisan yang masyrakat yang menghina agama lain bahkan ada yang melakukan kekerasan. Sangat memalukan, karena saya sendiri sebagai pemeluk agama Islam diajarkan untuk tidak melakukan tindak kekerasan terhadap makhluk hidup, baik sesama umat Islam ataupun bukan.
Kebenaran agama yang bersifat absolut di satu sisi, keyakinan dan klaim umat beragama bahwa agamanya yang paling benar di sisi yang lain memang menjadi potensi yang tidak kecil yang mengarah kepada  munculnya “konflik agama”, tetapi kedua sisi tersebut didesain bukan untuk memicu “konflik agama”, tetapi untuk melahirkan gaerah keagamaan bagi umat beragama. Bahkan Al-Qur’an melarang keras umat Islam melakukan tindakan-tindakan yang merendahkan agama lain, apalagi merugikan dan merusaknya.  Penjelasan ini terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-A’nam ayat 108 yang berbunyi: “ Dan janganlan kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melapaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitahukan kepada mereka apayang dahulu mereka kerjakan” .
 Dari uraian singkat di atas, penulis ingin kemukakan bahwa dalam perspektif Islam, kerukunan hidup beragama bukan sebatas dimaknai bagaimana perilaku keagamaan umat beragama tidak memicu lahirnya “konflik agama” yang secara konseptual direalisasikan dalam bentuk perilaku sosial, seperti menghormati agama orang lain dan tidak meng-Islam-kan secara paksa orang yang sudah beragama (QS. 109: 1-6), (QS.2:256), tetapi kerukunan dalam hidup beragama juga diartikan bahwa pemeluk agama non-Islam juga bagian dari umat Islam. Kerukunan dalam arti yang kedua ini teraktualisasi dalam konsep ukhwah wathaniyah dan ukhwah insaniah.
         
  Bahwa pemeluk agama non-Islam adalah sebagai bagian dari umat Islam sehingga disebut umatan wâhidah juga dapat dipahami dari Sabda Rasulullah yang berbunyi:” Barangsiapa yang mengganggu ( hadits lain “menyakiti ) kaum dzimmi, maka ia telah mengganggu aku (al-Hadits).
            Makna yang terkandung dalam hadits tersebut adalah bahwa di luar masalah teologi, kaum dzimmi tidak saja bagian umat Islam, bahkan bagian dari kehidupan Rasulullah. Rasululllah menilai bahwa kaum Dzimmi juga turut berperan mewujudkan “masyarakat madani” yang dirintis oleh Rasulullah sendiri. Maka mengganggu kaum Dzimmi, berarti menciderai atau merusak “masyakarat madani”. Di sini Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, semua komponen-komponen masyarakat yang ada mempunyai andil yang tidak kecil dalam membangun sistem kehidupan. Maka rusaknya atau tidak berfungsinya salah satu komponen masyarakat, akan mengganggu atau bahkan merusak sistem kehidupan yang ada. Oleh karena itu, barangsiapa yang merusak suatu unsur dalam masyarakat yang sudah baik,  berarti secara tidak langsung ia telah merusak sistem kehidupan itu sendiri.
             Dalam hadits tersebut, Rasulullah seakan-akan ingin mengatakan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, terjadi apa yang disebut dengan inter independensi, saling membutuhkan dan saling ada ketergantungan. Jika inter independensi menjadi sebuah prinsip dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak boleh tidak harus dipegang teguh oleh setiap anggota dan komponen masyarakat, maka memahami arti “kerukunan hidup beragama” adalah bagaimana antarumat beragama dapat saling melindungi, memelihara dan mengamankan, bahkan dalam kondisi-kondisi tertentu mungkin dapat  meningkatkan sesuatu yang bersifat psikologis, sosiologis, profan-material duniawi yang dimiliki oleh setiap umat beragama.
Pemahaman “kerukunan hidup beragama” seperti ini akan bersifat aktif dan dinamis, seiring dengan dinamika kehidupan itu sendiri. Dan secara ontologis, pemahaman kerukuanan seperti itu juga besar kemungkinan dapat menyentuh persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi oleh setiap umat beragama, seperti membangun struktur dan tata nilai kehidupan yang lebih beradab dan humanis.
Selanjutnya, konsep Ukhwah Insaniyah sebagai aktualisasi dari kekurukan yang termasuk dalam arti kedua dapat kita temukan dalam Sabda Rasulullah saw. yang disampaikan ketika beliau sedangkan menjalankan ibadah haji di ‘Arafah (Makkah) yang berbunyi: “ Wahai manusia, sesungguhnya jiwa, harta dan harga dirimu semua adalah mulia seperti mulia hari (‘Arafah) ini, tanah suci Makkah ini, dan bulan (haji) ini”.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengawalinya dengan kata “wahai manusia” bukan dengan kata “ wahai orang-orang Islam atau orang-orang yang beriman”. Dalam hadits tersebut, tampak dengan jelas, bahwa Rasulullah mempunyai komitmen kemanusiaan yang bersifat universal dan sangat tinggi. Hal ini tampak jelas pada pandangan Nabi Muhammad yang secara tegas menyamakan kemuliaan jiwa dan harga diri manusia dengan kemulian tanah Suci Makkah dan bula Haji.























Bab III
Penutup

A.      Kesimpulan
Bahwa kerukunan antar umat beragama perlu ditingkatkan karena sebagai umat beragama kita harus saling membantu tanpa melihat agama, ras, suku bangsa, atau bahkan status sesama. Semua agama mengajarkan untuk saling membantu sesama demi menciptakan keadaan yang harmonis bagi bangsa ini ataupun dunia. Karena sesama manusia kita harus saling mengasihi, tanpa alasan. Bahkan masih ada orang yang memilih tak beragama karena tak mempercayai adanya Tuhan, tapi masih mampu menghargai orang orang yang beragama. Tentunya para kalangan yang masih menodai kerukunan beragama patut malu, karena seharusnya kita yang beragama mampu menghargai sesama makhluk Tuhan. Semoga makalah ini bisa membantu atau setidaknya mengingatkan kepada kita semua pentingnya kerukunan beragama.















Daftar Pustaka
http://nursyam.sunan-ampel.ac.id.
http://paiunud.blogspot.com/2011/10/kerukunan-hidup-beragama-dalam.html





Proses-proses dan Interaksi Sosial



Tiffoni Ceisar
2SA01
1766901













BAB I
Pendahuluan

A)    Latar Belakang
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
B)    Rumusan Masalah
1)    Apa definisi dari proses sosial ?
2)    Apa definisi dari interaksi sosial ?
3)    Apa saja faktor-faktor pendorong interaksi sosial?
4)    Apa saja syarat-syarat terjadinya interaksi sosial ?
5)    Apa saja bentuk interaksi sosial ?








BAB II
Pembahasan

A)    Proses Sosial
Proses social adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila idividu atau kelompok social saling bertemu dan menentukan system serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.Apa yang akan terjadi jika ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.Proses social merupakan pengaruh timbal balik (interaksi)antara pelbagai segi kehidupan bersama seperti social politik ,ekonomi-hukum.Karena proses social mencakup bidang yang luas maka sosiologi dalam membahas proses sosial membatasi hanya pada bentuk-bentuk interaksi social.
Sudah dijelaskan di muka bahwa interaksi sosial mendasari proses sosial. Tanpa interaksi sosial, suatu proses sosial tidak terjadi. interaksi sosial itu dapat terlangsung anatar indivudu dengan induvidu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Interaksi social selalu mewarnai kehidupan induvidu-individu dalam masyarakat. Sedangkan Macionis (1997:49) mendefinisikan proses social sebagai proses bertindak (aksi) dan membalas tindakan (reaksi) seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.

Hampir setiap manusia melakukan interaksi dan proses sosial. Dalam pelaksanaannya, interaksi sosial atau proses sosial itu dapat bersifat positif maupun negatif. Proses sosial yang berjalan positif akan menghasilkan kerjasama dan integrasi sosial. Sebaliknya, proses sosial yang negatif akan menghasilkan konflik dan disintegrasi sosial.




B)    Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

C)    Faktor-Faktor Pendorong Interaksi Sosial

1) Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain sehingga menyebabkan perilaku positif dan perilaku negative(tergantung yang ditiru).Contoh : seorang anak meniru orang dewasa menyeberang lewat jembatan
2) Sugesti adalah suatu proses seseorang member suatu pandangan atau sikap.yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.Contoh : Iklan yang menggambarkan suatu produk sabun mampu memutihkan kulit dalam hitungan minggu dapat mengiring pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena terpengaruh.
3.Identifikasi adalah suatu kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.contoh :pemain bulutangkis junior biasanya mempunyai pemain idola setiap idolanya bertanding dia akan mengamati secara cermat bagaimana strategi bermain dan gaya permainan idolanya mereka ingin meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya
Perbedaan Identifikasi dengan Imitasi adalah :
Identifikasi lebih mendalam dari imitasi karena kepribadian seseorang bisa terbentuk atas dasar proses ini(berlangsung dengan sendirinya tanpa disadari dan dengan sengaja).
4.Simpati adalah suatu proses dimana seseorang tertarik dengan pihak lain.
5.Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.Contoh : seorang ibu merasa kesepian dan merindukan anaknya yang bersekolah diluar kota ia selalu memikirkn anaknya tersebut jatuh sakit

D)   Syarat – Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

1)    Kontak Sosial
Kontak berasal dari kata Con atau Cun yang berarti bersama-sama, dan Tango yang artinya menyentuh. Jadi, secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Dalam sosiologi kontak tidak hanya bersentuhan fisik saja, kadang-kadang bisa terjadi tanpa fisik, misalnya berbicara melalui telepon, menulis surat, dan internet. Kontak hanya dapat berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau kondisi masing-masing. Untuk itu kontak memerlukan kerja sama dengan orang lain. Di era globalisasi kontak dapat berlangsung dengan mudah dan cepat, karena adanya kemajuan teknologi yang makin canggih. Misalnya dengan adanya internet, HP, telepon, telegram, dan email. Kontak sosial dapat dibedakan sebagai berikut.
a)     Berdasarkan bentuk (wujud)
Berdasarkan bentuknya kontak dapat dibedakan menjadi berikut ini.
i)         Kontak antara individu dengan individu Contoh: Kontak antara guru dengan guru, orang tua dengan anaknya, siswa dengan siswa lain, penjual dengan pembeli.
ii)       Kontak antara individu dengan kelompok Contoh: Guru dengan murid-muridnya di kelas, penceramah dengan peserta seminar.
iii)      Kontak antara kelompok dengan kelompok Contoh: Pertandingan sepak bola antara dua tim kesebelasan, pertandingan bola voli antara dua tim bola voli.
b)      Berdasarkan cara
Berdasarkan caranya kontak dibedakan menjadi dua, yaitu berikut ini.
Kontak langsung (primer)
i)                   Kontak langsung yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung, contoh: berbicara, berjabat tangan, tersenyum, dan bahasa isyarat.
ii)                 Kontak tidak langsung (sekunder) yaitu hubungan timbal balik yang yang memerlukan perantara (media). Perantara/media yang digunakan dalam kontak sekunder bisa berupa benda misalnya, telepon, TV, radio, HP, surat, dan telegram atau bisa juga menggunakan manusia, misalnya seorang pemuda meminang seorang gadis melalui orang lain.
c)       Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya kontak sosial ada dua macam, yaitu berikut ini.
i)         Kontak positif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu kerja sama, misalnya kontak antara pedagang dengan pembeli.
ii)       Kontak negatif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu pertentangan, misalnya kontak senjata antara dua negara yang sedang berperang.


2)    Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide atau gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu berikut ini.
a)     Komunikasi lisan (verbal), yaitu komunikasi dengan menggunakan kata-kata (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Contoh: berbicara langsung dan melalui telepon.
b)    Komunikasi nonverbal (isyarat), yaitu komunikasi dengan menggunakan gerak-gerik badan, bahasa isyarat, atau menunjukkan sikap tertentu. Contoh: menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan melambaikan tangan.
c)     Syarat-syarat komunikasi
Komunikasi dapat berlangsung apabila memenuhisyarat sebagai berikut.
·         Ada pengirim (sender) yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
·         Penerima atau komunikasi (receiver) yaitu pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
·         Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh setiap pihak kepada pihak lain.
·         Umpan balik (feed back) adalah tanggapan dari penerima pesan atau isi pesan yang disampaikannya.
Suatu kontak bisa terjadi tanpa komunikasi, jika terjadi kontak tanpa komunikasi maka tidak akan terjadi interaksi sosial. Misalnya, orang Jawa bertemu dengan orang Batak, orang Jawa menyapa dengan bahasa Jawa, padahal orang Batak tidak mengerti bahasa Jawa, maka komunikasi tidak akan terjadi. Komunikasi dapat berdampak positif jika masing-masing dapat menafsirkan apa yang dimaksud. Komunikasi juga bisa berdampak tidak baik apabila salah satu pihak tidak dapat menafsirkan maksud pihak lain.

E)     Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial            
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.

Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
1)    Proses-proses yang Asosiatif 

a)      Kerja Sama (Cooperation)

Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.

Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.

Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
- Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
- Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
- Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
- Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.

Ada 5 bentuk kerjasama :
Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.


b)    Akomodasi (Accomodation)

Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

Bentuk-bentuk Akomodasi
a) Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
b) Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
c) Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
d) Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
e) Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
f) Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
g) Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan


c)     Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Proses Asimilasi timbul bila ada :
Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri

Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini
Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama
interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer
Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
i) Toleransi
ii) kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
iii) sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
iv) sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam     masyarakat
persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
perkawinan campuran (amaigamation)
v) adanya musuh bersama dari luar


Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.

2)    Proses Disosiatif

a) Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.


Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
Menyalrkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan pelbagai faktor berikut ini ”
Kerpibadian seseorang 
Kemajuan : Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.
Solidaritas kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
Disorganisasi : Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial.


b) contraversi (Contravetion)

Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.

Tipe Kontravensi :
Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk : 
Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
Antagonisme keagamaan
Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.

c) Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab pertentangan adalah :
Perbedaan antara individu
Perbedaan kebudayaan
perbedaan kepentingan
perubahan sosial.

Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
Pertentangan pribadi
Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara

Akibat-akibat bentuk pertentangan
Tambahnya solidaritas in-group
Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
Perubahan kepribadian para individu
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak

Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat.





















BAB III
Penutup
~ Penutup
            Proses sosial tidak akan terjadi tanpa adanya interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan dasar dalam proses sosial. Proses sosial merupakan cara seorang individu atau kelompok sosial berinteraksi. Sedangkan interaksi sosial adalah fondasi dari norma-norma dan tindakan yang berlaku di masyarakat

















Daftar Pustaka